KUCICA KEREN
Sejak mendapatkan pelatihan dari Perpuseru, pengelola
Perpusdes Kucica seperti mendapatkan amunisi baru berupa pengetahuan dan
cara-cara pelibatan masyarakat, membangun kemitraan sampai dengan melakukan
advokasi untuk mendorong keberlanjutan pengelolaan perpusdes.
Pengelola mengadakan musyawarah internal untuk merumuskan
langkah-langkah menjadikan Perpusdes sebagai pusat belajar masyarakat berbasis
TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi).
Dimulailah mengadakan kegiatan Pelatihan Komputer dan
Internet secara gratis yang diperuntukkan bagi Ibu-ibu Tim Penggerak PKK, Kader
Posyandu, Karang Taruna Noto Buwono, Perangkat Desa, siswa SMP, SMA dan Pondok
Pesantren. Hingga saat ini kami telah
melaksanakan pelatihan yang ke XIV. Mengapa hal ini kami lakukan, karena hal
ini menjadi sasaran dan pelaku utama kami dalam pelibatan masyarakat yang harus
mendapatkan bekal dan ketrampilan komputer dan internet lebih dahulu.
Guna memberikan kemudahan akses layanan internet bagi
Peserta pelatihan yang tempat tinggalnya jauh dari Perpusdes Kucica, kami
menambah daya jangkauan wifi perpusdes dengan menambah dan memasang wifi ke
enam titik di wilayah Desa Tulakan
dengan antena router yang dipancarkan dari wifi Perpusdes Kucica secara gratis.
Dan agar pemakaian internet dapat terkendali, masing-masing pengguna memiliki username dan password sendiri-sendiri yang diberikan saat pertama kali
mendaftarkan diri sebagai Anggota Perpusdes Kucica.
Untuk dapat mengetahui dan menyerap aspirasi peserta
pelatihan dan masyarakat, baik tentang keberhasilan pelaksanaan kegiatan maupun
kekurangan kegiatan yang belum dilaksanakan oleh Perpusdes Kucica, mendapatkan
bentuk dan gambaran impact dari
peserta pelatihan dan juga sebagai wahana promosi bagi Perpusdes Kucica itu sendiri, Perpusdes Kucica
mendirikan pemancar stasiun radio komunikasi antar warga yaitu Radio Kucica FM
101,4 Mhz, melakukan kunjungan ke rumah-rumah peserta pelatihan dan menghadiri
kelompok kegiatan masyarakat (rutinan PKK, RT, Perangkat Desa, Jama’ah
pengajian dan Remaja Masjid).
Melaksanakan pendekatan dan membangun kemitraan dengan
pemangku kebijakan di tingkat desa sampai dengan daerah dan pelaku usaha di
Desa Tulakan baik yang berasal dari penduduk asli desa maupun penduduk lain
desa/daerah, semata-mata tujuan kami adalah menjalin komunikasi dan dukungan
yang lebih baik sehingga terbangun
sinergitas kegiatan perpusdes dan pelaku usaha yang saling menguntungkan dan
pada akhirnya pelaku usaha bersedia menyisihkan dananya sebagai hasil advokasi.
Usaha membangun kemitraan dan melaksanakan advokasi
adalah pekerjaan yang membutuhkan kejelian, pengalaman, ketrampilan dan
penanganan yang sungguh-sungguh dan berbeda antara pelaku usaha yang satu
dengan pelaku usaha yang lain.
Pertama
yang kami lakukan adalah pendekatan kepada Bapak Kepala Desa (di Jepara namanya
Petinggi) dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) sebagai penentu kebijakan di
tingkat desa. Apa daya Pengelola perpusdes tanpa dukungan dari kedua Institusi
tersebut. Kami sampaikan tentang keberhasilan desa kita dalam pengelolaan arsip
desa yang mendapatkan pengakuan dari Gubernur Jawa Tengah sebagai juara I Lomba
Tertib Arsip Desa tahun 2013 dan memberikan citra positif untuk Desa Tulakan.
Apakah hal tersebut tidak bisa dilakukan untuk Perpusdes? Kami yakinkan Bapak
Petinggi dan BPD bahwa kami mampu dan bisa melaksanakan. Akhirnya setujulah
Bapak Petinggi dan BPD mendukung pengembangan pengelolaan Perpusdes dengan
dibuktikan adanya dukungan finansial yang bersumber dari Alokasi Dana Desa (ADD)
untuk Perpusdes itu sendiri dan para Pengelolanya.
Kepada
pelaku usaha di Desa Tulakan, kami mengadakan pendekatan persuasif dengan
mendatanginya ke tempat/kantor perusahaan, kami tunjukkan peran serta
masyarakat selama ini yang telah terlibat dalam ikut menjaga keamanan dan
ketertiban perusahaan – pencurian, demo – membantu menyelesaikan
permasalahan perekrutan tenaga kerja, kecelakaan kerja bahkan menangani
permasalahan dengan fihak ketiga saat terjadi hal-hal diluar perkiraan semula,
permasalahan kecelakaan transportasi di jalan raya dengan fihak Kepolisian,
bersama dengan Pemerintah Desa, Pengelola Perpusdes selalu dilibatkan. Juga
kami sampaikan proposal kegiatan Perpusdes dengan data pendukungnya. Setelah
pelaku usaha yakin dan menyetujui permohonan kami, kami realisasikan apa yang
menjadi usulan, untuk selanjutnya kami mengundang pelaku usaha ke Perpusdes
untuk menyaksikan bantuan benar-benar sudah direalisasikan, disertai tanda
terima, berita acara dan disaksikan oleh Bapak Petinggi, BPD dan Bhabinkamtibmas
(Polsek).
Pada
saat pelaku usaha mengajukan legalisasi Surat Keterangan Telah Selesai
Mengerjakan Proyek, mengajukan ijin atau perpanjangan ijin ke desa Bapak
Petinggi tidak bersedia menerima amplop, namun Bapak Petinggi justru
menyodorkan proposal yang dibuat Perpusdes dengan menunjukkan item mana yang
perlu bantuan untuk dipilih pelaku usaha. Cara inilah yang biasanya pelaku
usaha dengan cepat memutuskan memberikan bantuannya berupa uang maupun barang.
Ada
pengalaman unik : ada pelaku usaha di bidang sarang burung walet, yang awalnya
mengecilkan peran serta masyarakat dan Pemerintah Desa. Dibangunnya rumah
sarang burung walet dengan konstruksi bangunan cor yang melebihi ukuran
biasanya, dipasangi kawat berduri dibagian atasnya dan juga dipasangi alarm
yang bisa dimonitor dari jarak jauh, dengan tanpa mengangkat penjaga. Apa yang
terjadi, ternyata pencurinya lebih pintar dan bisa membobol rumah sarang burung
walet dengan berulang-ulang yang mengakibatkan kerugian yang cukup besar. Akhirnya pengusaha sarang
burung walet tersebut menemui Bapak Petinggi dan memusyawarahkan masalah
keamanan kepada warga masyarakat sekitar rumah sarang burung walet tersebut.
Kesepakatan diperoleh dengan masalah keamanan ditanggung oleh Pemerintah Desa
dan warga masyarakat sedangkan pengusaha memberikan konstribusi untuk
lingkungan/RT, warga yang menjaga secara bergiliran setiap bulan, Kelompok
Pemuda/Remaja Masjid dan pengawas jaga yang jumlahnya Rp. 2.000.000,- setiap
bulannya. Alhamdulillah hingga saat
ini tidak terjadi kebobolan lagi. Pada waktu program Perpuseru berjalan,
Pengelola Perpusdes Kucica juga mengajukan permohonan bantuan/advokasi dan
menyetujui memberikan bantuan Rp. 50.000,- setiap bulannya.
Hasil
advokasi yang telah Perpusdes Kucica peroleh selama ini diantaranya :
1.
Alokasi Dana Desa
tahun 2014 : Rp. 5.000.000,- untuk tahun
2015 : Rp. 10.000.000,
2.
CV Noto, pengolahan
kayu sengon laut asal Wonosobo : Rp.
3.500.000,-
3.
Base Transciver
Station (BTS) Lasmono Tulakan : 1 set Komputer
4.
PT Anugrah Makmur
Abadi, penggilingan batu asal Demak: AC
split 1 PK 2 buah dan Meja Perpustakaan 30 buah
5.
Paguyuban Perangkat
Desa Tulakan : Rp. 3.800.000,-
6.
Paguyuban Ketua RT
dan RW se Desa Tulakan : Rp. 3.200.000,
7.
Pengusaha Sarang
Burung Walet RT 01 RW I Tulakan asal Semarang : Rp. 50.000,- / bulan
8.
Baitul Mal Wattamwil
(BMT) Harapan Bersama Kelet : Rp. 50.000,- / bulan
9.
Nadya Snack &
Catering Tulakan : Rp. 50.000,- / bulan
10. PT Mulya Makmur Abadi asal Makasar : Kursi jok
Pengelola 12 buah
11. PT Feldpspar Indomakmur dan PT Putra Diafan asal Jepara : kursi kayu 21
buah
12. UD Habib Putra Tulakan : Rp. 10.000,- / bulan
13. CV Sumber Migas Sejahtera Tulakan : Rp. 20.000,- /
bulan
14. UD Sriwijaya dan UD Ni’am Putra Tulakan : 1 set
Komputer all in one
15. CV Laksana asal Pati : 1 set komputer all in one
16. LKP Agibs Bandungharjo Donorojo : Bantuan Instruktur
Pelatihan Komputer dan Internet 1 orang
17. LKP Avicienna Tulakan : Bantuan Instruktur Pelatihan
Komputer dan Internet 2 orang
18. SMA N 1 Donorojo : Bantuan Instruktur Pelatihan
Komputer dan Internet 1 orang
19. Karang Taruna Noto Buwono Tulakan : Bantuan urusan
maintenance komputer dan jaringan internet – wifi 1 orang
20. Komunitas Wokre (Wong Kreatif) Tulakan : Bantuan
Instruktur Pelatihan Komputer dan Internet 1 orang.
Terjalinnya komunikasi dan dukungan yang baik dari
Dinas/Instansi tingkat kabupaten maupun provinsi menjadikan aktifitas,
pengetahuan dan pengalaman Pengelola Perpusdes semakin bertambah, seperti :
1.
Mengikuti kegiatan
bazar buku murah di Perpusda Kabupaten Jepara
2.
Mengikuti Bimbingan Teknis
(Bintek) Pengelolaan Perpustakaan di Perpusda Kabupaten Jepara
3.
Mengikuti Bimbingan
Teknis (Bintek) Pengelolaan Perpustakaan di Perpusda Provinsi Jawa Tengan
Semarang
4.
Mendapatkan Bimbingan
Teknis dan Otomasi Perpusdes dari Perpusda Kabupaten Jepara dan Ikatan
Pustakawan Indonesia Kabupaten Jepara
5.
Bekerjasama dengan
Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Jepara menyelenggarakan
Pelatihan Menjahit bagi Ibu-ibu Kader Posyandu.
Agar kegiatan-kegiatan masyarakat di Perpusdes Kucica
dapat berjalan secara berkelanjutan ditempuh langkah-langkah sebagai berikut :
1.
Membekali Pengelola
Perpusdes tentang pengelolaan Perpusdes yang baik, pengetahuan Komputer dan
Internet baik melalui bimbingan teman sebaya maupun mengikutsertakan dalam
bimbingan-bimbingan teknis
2.
Bekerja sama dengan
LKP Agibs, Avicienna, SMA N Donorojo, Karang Taruna dan Komunitas Wokre dalam
Pelatihan Komputer dan Internet juga dalam pemeliharaan komputer dan jaringaan
Internet – wifi.
3.
Membagi habis tugas
pokok dan tanggungjawab kepada segenap Pengelola Perpusdes
4.
Terus membangun
kemitraan dengan pelaku usaha maupun dinas/instansi terkait dan menggali
potensi advokasi untuk pendanaan Perpusdes
5.
Memberikan honorarium
Pengelola Perpusdes walaupun masih minim
(Rp. 50.000,- setiap bulannya).
Semoga Perpustakaan Kucica Desa Tulakan terus
menggelorakan kegiatannya menjadi pusat kegiatan masyarakat berbasis teknologi
informasi dan komunikasi dengan harapan kualitas hidup masyarakat meningkat
seiring dengan meningkatnya ilmu/pengetahuan yang telah diperoleh.
Perpusdes Kucica memang keren.
Perpusdes
Kucica, Maret 2015