Ridwan Meydi
Teknologi Merubah Sang Preman
Perawakan tubuh besar dan tinggi menjadi modal seseorang untuk terjun di
dunia jalanan. Apalagi jika sudah punya tato di tubuhnya, gambar itu semakin
memperlihatkan keperkasaannya. Dua modal di depan tersebut sudah melekat pada
diri Ridwan Meydi. Sehingga saat kali pertama melihat dia, kita bisa segan dan
bisa bikin ciut nyali kita.
Bagi masyarakat di Desa Tulakan Kecamatan Donorojo Kabupaten Jepara, siapa
yang tidak kenal laki-laki kelahiran 20 Mei 1972 ini. Dimana ada keramaian dan
ada peminum, di situ pasti ada Ridwan. Saban hari ia menghabiskan waktunya di
Pasar Tanggulasi, dekat dengan rumahnya, bekerja sebagai PAM swakarsa atau body
guard pribadi. Istilah orang kampung sebagai preman pasar.
Kehidupan keras pernah ia jalani tatkala merantau ke luar Pulau Jawa,
tepatnya ke Pulau Kalimantan. Di kota tersebut pemilik nama asli Muhammad
Ridwan ini bekerja pada perusahaan illegal logging. Ia dan
teman-temannya sering diburu pihak keamanan. Kehidupan seperti itu ia lakukan
selama hampir 5 tahun. Perasaan tidak nyaman inilah yang akhirnya ia memilih
kembali ke kampung halaman.
Saat kembali ke kampung semakin bikin rusuh masyarakat. Kebiasaan minuman
keras dan mengganggu keamanan masyarakat masih kerap dilakukan. Hingga pada
tahun 2002, masyarakat mengusulkan supaya dirinya diangkat menjadi perangkat
desa. Masyarakat menginginkan supaya Ridwan bisa sembuh dan para preman yang
ada di desanya bisa dibimbing olehnya.
Setelah menjadi perangkat desa di bagian Kebayan atau Kepala Urusan
Pemerintah, suami dari Khumariyah ini belajar menyesuaikan diri. Menjabat
sebagai perangkat desa tidak serta merta merubah perilaku. Ia masih sering
mangkir kerja tanpa ada pemberitahuan ke desa. Namun di sisi lain, kesukaan
mabuk dan bikin onar sudah ia tinggalkan. Beberapa tato yang tersebar di tubuh
pun sudah dihapus, hanya tinggal satu tato yang tersisa. Tato ini ada di lengan
bergambar ‘Pak Jenggot Anggur Orang Tua’.
Perkenalan penulis dengan bapak dari tiga putra ini ketika ada pelatihan
komputer dan internet di Perpustakaan Daerah Kabupaten Jepara, November tahun
lalu. Saat itu Ridwan ditunjuk dan mewakili Perpustakaan ‘Kucica’ Desa Tulakan.
Ia jadi peserta bersama 5 pengelola Perpusdes Kucica. Pendidikan terakhir yang
hanya lulusan SMP, ia sama sekali buta komputer. Menggerakkan mouse pun
masih grogi, apalagi mengetik di keyboard. Bahkan saat sesi pembuatan
akun facebook, Pak Ahmad Khafid (Pembina Perpusdes Kucica) yang membuatkan akun
miliknya.
Ridwan mengaku baru mengenal komputer dan internet saat pelatihan yang
diadakan PerpuSeru tersebut. Pelatihan yang berlangsung selama 3 hari ini mampu
menggugah hati. Metode pelatihan yang dipakai PerpuSeru telah membangkitkan
semangat belajar dan pantang menyerah. Hal yang sering ia ceritakan dikala itu
adalah peserta tidak bosan dengan pelatihan. Peserta juga selalu dihormati dan
diapresiasi setiap berbicara di forum. Termasuk dirinya yang hanya lulusan SMP.
Kesetaraan dalam forum inilah yang membulatkan tekad untuk komitmen
mengembangkan program PerpuSeru.
Dulu sebelum di Perpustakaan Kucica ada komputer yang tersambung dengan
internet, banyak waktu yang terbuang cuma-cuma saat tidak ada pekerjaan di
balai desa. Waktu luang hanya dimanfaatan untuk mengobrol dengan teman kerja.
Kini Ridwan sudah mampu menguasai microsoft berupa word dan excel, blog dan
media sosial. Pak Khafid selalu memberi semangat untuk pengelola belajar
komputer. Pak Sekretaris Desa ini menyatakan jangan takut jika komputer rusak.
Jika rusak nanti pihak perpustakaan desa yang akan memperbaikinya.
Kesempatan tersebut dimanfaat oleh Ridwan. Terkadang sampai larut malam ia
masih berada di perpustakaan. Kini ia sudah berani menjad tutor jika ada
pelatihan komputer dan internet. Ridwan juga dipercaya desa untuk ikut membantu
entry data berbasis teknologi. Dan baru kali ini selama menjadi
perangkat desa, ia dilibatkan menjadi salah satu peserta pelatihan sensus
ekonomi. Nantinya menjadi petugas sensus ekonomi milik BPS. Selain itu, kini ia
juga mahir memotret menggunakan kamera. Ia belajar cara menggunakan kamera DSLR
dari internet.