Tuesday, 15 November 2016

Jeprat Jepret di PLM PerpuSeru 2016 Dokumentasi Tak Hanya Berupa Foto



Jeprat Jepret di PLM PerpuSeru 2016
Dokumentasi Tak Hanya Berupa Foto



Hentakan musik Duo Percussion Troops mengawali acara pembukaan Peer Learning Meeting pagi ini. Seketika peserta berdiri dari kursi empuk yang memanjakan mereka. Mereka merogoh handphone yang ada di saku baju maupun di dalam tas yang sudah disiapkan. Kemudian diarahkan ke tempat Duo Percussion yang sedang beraksi dengan lincah. Jepret demi jepret dilakukan berulang kali. Entah berapa kali mereka membidik ke arah yang sama. Tak hanya mengambil satu bidikan saja. Gerakan spontan sebagian besar peserta tersebut tanpa diberi komando.

Memang sebagian dari kita ada yang mengatakan, harus memotret nih sebagai dokumentasi. Sebagai bukti bahwa telah mengikuti kegiatan. Foto menurut sebagain besar orang merupakan dokumentasi. Kesannya harus menjadi sesuatu yang wajib ada. Apalagi di jaman kemajuan teknologi seperti ini. Ketika handphone memiliki fasilitas kamera yang beresolusi tinggi dan menghasilkan kualitas foto bagus. Dimanapun berada, dimanapun acara dan di setiap moment, pasti selalu mengabadikan moment tersebut. Seperti yang terjadi di arena PLM PerpuSeru Nasional 2016 kali ini.


Tak salah memang, jika mengatakan foto sebagai dokumentasi. Foto memang bagian kecil dari bentuk dokumentasi. Namun, dokumentasi lebih luas maknanya. Menurut PerpuSeru, dokumentasi adalah kegiatan mengumpulkan dan menyimpan informasi, bukti dan keterangan dari sebuah kegiatan yang dilakukan. Jika mengacu dari arti dokumentasi di atas, foto hanya sebagai bukti, belum berisi informasi dan keterangan dari sebuah kegiatan.

Akan lebih komplit dan sempurna arti dokumentasi, jika kita juga memberi sentuhan informasi dan keterangan dari kegiatan yang telah dilakukan. Bagaimana caranya? Dengan menulis apa yang kita lihat, kita dengar dan kita rasakan saat mengikuti kegiatan. Misalnya menulis atau mencatat hal-hal menarik menurut diri kita. Mencatat capaian perpustakaan lain sebagai penyemangat kita. Menulis tantangan dari perspektif diri kita tatkala menemukan di acara PLM, sebagai sesuatu yang harus kita selesaikan saat sampai ke tempat asal kita. Tak kalah penting mencatat pembelajaran apa yang kita dapat saat mengikuti kegiatan. 
Pastinya banyak pembelajaran yang didapat saat mengikuti PLM. Proses pembelajaran bisa didapat dari berbagai sesi. Misal saat Direktur PerpuSeru, Erlyn Sulistyaningsih, memberikan pengantar perkembangan PerpuSeru. Bisa juga diperoleh saat sambutan Kepala Perpusnas, M Syarif Bando. Atau saat melihat testimoni pemustaka dari Perpusda Indramayu, Syarif. Terlebih saat sesi kelas peminatan berlangsung, pasti banyak pembelajaran yang dapat diambil dari sesi tersebut. PerpuSeru juga telah memantik para peserta untuk melakukan analisa pembelajaran dari booth yang ada. Sehingga perpustakaan mitra, baik perpustakaan daerah/kota, desa dan TBM terbiasa untuk mengambil pembelajaran dari tiap momen yang ada.

Selamat ber-PLM. Masih ada satu hari lagi yang harus dilalui. Semoga kita bisa mengambil pembelajaran dari beberapa proses yang ada di PLM. Sehingga saat kembali ke daerah masing-masing, kapasitas diri kita semakin berkembang. Dengan begitu perpustakaan juga akan berkembang. Yang pada hakikatnya akan bermuara pada peningkatan kualitas masyarakat di daerah kita. Amiin... (***)



No comments:

Post a Comment