Monday, 17 November 2014

Selalu Tampil Beda dan Unik



Setelah hampir dua jam terbang, pesawat mendarat dengan selamat di Bandara Internasional Ngurah Rai Denpasar. Terasa masih belum yakin jika kaki telah menginjak Pulau Seribu Dewa. Sebuah pulau yang diidam-idamkan oleh wisatawan mancanegara. Terkadang ada yang bilang belum pernah pergi ke Indonesia, tapi sudah berwisata ke Pulau Bali. Sebuah ikon wisata yang mengedepankan budaya sebagai daya tarik wisatawan. Inilah destinasi wisata tingkat dunia yang ada di Negara Indonesia.

Ini pengalaman kali pertamaku pergi ke Bali. Pengalaman perdana juga naik pesawat terbang. Meski acap kali aku malu untuk mengatakan ke para sahabatku. Namun sudahlah, toh nyatanya aku sudah menginjak tanah Bali. Dan bisa naik pesawat meski hanya Wings Air dan itu pun gratis bukan dari saku pribadi. Di pesawat yang mengantarku dari Semarang ke Denpasar inilah sensasi aku dapatkan. Dada terasa dag dig dug kencang saat pesawat take off. Namun perasaan itu aku sembunyikan dengan seolah olah membaca majalah yang ada di depanku. Malu dong sama penumpang perempuan di sampingku. Sebenarnya sih dia tak ku kenal, ngapain repot!

Keluar dari pesawat aku manfaatkan sedikit kesempatan untuk berfoto. Tentu berlatarbelakang pesawat. Temanku Tahyatur Ratih yang kusuruh jepret. Meski nanti ujungnya dia juga minta gantian dipotret. Sementara Ali Ma’mun tak bersedia ketika mau aku jepret. Sedangkan Badiatul Husnia, sudah berjalan duluan. Oh ya, peserta Pelatihan Fasilitator Perpuseru yang berangkat dari Semarang ada 4 orang. Ketiga peserta dari Jepara, sementara yang satu, Badiatul Husnia dari Kabupaten Batang. 



Oya hampir lupa, kami ke Bali dalam rangka Pelatihan Fasilitator Perpuseru kerjasama antara Coca Cola Foundation Indonesia, Bill and Melinda Gate Foundation dan Peac Bromo. Acara bertujuan mengembangkan perpustakaan sebagai pusat kegiatan masyarakat berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Hasil dari pelatihan kami diharapkan mendampingi perpustakaan desa mitra perpuseru. Perpustakaan desa paling strategis untuk pemberdayaan masyarakat karena letaknya dekat dengan masyarakat. Baik dekat lokasi maupun kedekatan secara psikologis dengan aparatur desa.

Serasa Lama Kenal

Barengnya kami dari Semarang bukan karena kebetulan lho. Kami sudah ber say hello lewat facebook. Dari media sosial ini pula kami berkomunikasi layaknya sahabat yang sudah lama saling kenal. Facebook ya facebook. Media awal sebagai sarana perkenalan antar fasilitator perpuseru. Kita sudah dibuatkan group rahasia bernama Fasiliator Perpuseru. Manfaat memang kita rasakan. Seakan kita sudah berkumpul lama jadi satu tim di perpuseru. Aku tahu betul nama-nama dan dari kota mana saja mereka.

Misalnya Nawawi Naam yang khas dengan bahasa nyantai yang dibalut serius. Rasyid Badafal dengan jenggot berkucir, BossMalas yang bikin aku penasaran dengan sekolah entrepreneurnya. Ada juga Awiek Hadi Widodo, orang yang sukses dengan komputer dan JikaMaka. Tak lupa pula dengan sosok blogger berkacamata asal Kabupaten Soreang Bandung, Ade Truna dan wajah yang kelihatan selalu senyum, Ade Saprudin dari Sukabumi.  Semua tentu tak akan ku tulis disini. Nanti ada waktu sendiri.




Sebelum berangkat ke Denpasar, kita sudah tahu jika kita peserta yang paling awal datang. Itu dari jadwal yang diberikan panitia lewat email. Setelah tas masing-masing di tangan, kita tak langsung keluar dari bandara. Kita duduk santai di dalam bandara. Di ruang sinilah kami bikin status di facebook kalau sudah nyampai. Status kita berisi sudah nyampai bandara dan tanya naik apa ke lokasi pelatihan. Mas Yuli Afriyandi, Program Officer area 2 untuk Jawa Tengah dan DIY kasih komentar untuk hubungi pihak Antavaya.

Bagian menelpon inilah yang jadi tugasku. Ku cari nomer hape bos Antavaya, Joe, di email yang pernah masuk ke androidku. Lalu ku hubungi. Setelah berulang-ulang ku telpon ternyata tidak aktif atau di luar jangkauan. Serasa tak kehabisan akal, ku cari nomer telpon agen perjalanan Antavaya yang ada di Jakarta. Setelah ku temukan, dari seberang sana yang menjawab suara cewek yang mengaku operator. Ditunggu beberapa detik, operator tadi bilang kalau Joe sedang cuti. Geram dalam hatiku dan gumam kejengkelan teman lain ketika dengar Joe cuti. Namun apa daya lagi?

Sambil masih menunggu barangkali ada konfirmasi dari teman atau siapa saja, kita makan roti bekal dari Semarang. Maklum perut sudah dirasakan kosong. Di saat itulah, lewat di hadapan kita sosok yang rasanya tak lagi asing. Ia membantu mendorong troli penuh muatan milik seorang ibu separo baya. Mengenakan kaos putih berkerah dipadu celana jeans. Ya, Awiek Hadi Widodo, meski aku hanya lihat wajah di akun facebook miliknya. Aku juga pernah berkenalan lewat media tersebut. Di hati yang tersembunyi, sebenarnya aku menaruh hati dengan program JikaMaka Perpuseru dan LPK Komputer Pradata miliknya yang dibarengi dengan pengembangan diri dan motivasi. Amat jarang dilirik oleh LPK lain yang hanya mengedepankan pilihan kursus saja. Akhirnya kita berempat dan dia saling jabat tangan.     

Belum lama kita saling bicara, dari sisi lain muncul rombongan dari Bandara Adi Sucipto Yogyakarta. Mereka Khabib Alia Akhmad, Wahyu Tri Tejo Kusumo GPU, Muhammad Farichin, Ahmad Fajri Nida, Ibrahim Dwi Nugroho dan Indri Hapsari. Seperti melestarikan budaya bangsa Indonesia, kami pun saling bersalaman dan menyebut nama diri masing-masing. Satu persatu tangan saling bersentuhan dan bergantian. Tatkala tangan kuulurkan ke Wahyu Tri Tejo, ia berujar Mas Sochib yang gokil itukah… Ucapan itu mungkin tak ada yang salah. Ya, mungkin komentar saya di akun facebooknya yang menggelitik tentang embel-embel GPU, aku bilang apa ada hubungan dengan produk minyak urut? Maaf ya Wahyu Tejo. Itu sekadar joke biar rasa lebih dekat.


Entah siapa yang mengawali memberi komando, rombongan bareng keluar dari bandara. Eh ternyata, jemputan dari antavaya sudah menunggu di luar. Saat ketemu kita, salah satu orang dari mereka berucap dikira rombongan pertama balik lagi ke semarang. Hanya senyum dan tertawa kecil yang keluar dari wajah-wajah lelah rombongan dari Semarang, termasuk aku. Ternyata sejak tadi rombongan dari Semarang dan panitia saling menunggu di tempat berbeda. Hahaha… sudah saling ngedumel yang tak bisa saling disalahkan.     

Saat naik bus jemputan menuju lokasi, hati dan lelah terasa plong. Hotel Best Western Premier di Jalan Sunset Road No.9 Seminyak Kuta Bali, jadi tujuan utama. Selamat datang gedung megah nan eksotis. Selama 9 hari 8 malam kami akan menumpang di hatimu. Dan di jantungmu kami akan saling berbagi ilmu dan pengalaman. Ilmu dan pengalaman yang kita dapat dari sini, suatu saat nanti pulang kita akan saling membagikan juga ke masyarakat desa masing-masing. Semoga bermanfaat dan membawa berkah semua yang terlibat di Perpuseru. Ada Coco Cola Foundation Indonesia, Peac Bromo dan PT.Telkom. (Sochib)  

No comments:

Post a Comment