PerpuSeru dari Bukit Pandawa
Sejauh mata memandang tampaklah hamparan sawah dengan
tanaman padi yang mulai menguning dengan bulir padinya yang merunduk tanda
berisi, hal ini mengingatkan kita pada
Pak Tani yang berharap menuai hasil panen padinya lebih baik.
Pada jalanan yang mulai menanjak dan berkelok-kelok
bergantilah pemandangan di sekelilingnya, mulailah tampak pohon-pohon yang
rindang dengan daun-daunnya yang rimbun menghijau, burung-burung kecil serta
kupu-kupu beterbangan kian kemari dan sesekali hinggap di atasnya, menampakkan
keceriaan dan semangat menjalani kehidupannya, hingga sampailah pada pedusunan
kecil yang berada di sebuah bukit, yang masyarakat disitu menyebutnya dengan
nama “Bukit Pandawa”.
Di bukit Pandawa itulah bermukim keluarga Pak Muryadi,
seorang paruh baya yang lugu dan sangat sederhana. Pak Muryadi menjalani
kehiudupan keluarganya bersama Seorang Istri – Ismulyati dan dua orang anaknya
– Luthfi Hakim dan Ahmad Munif yang selalu guyub, rukun dan bersahaja, kata
seorang ustadz istilahnya “keluarga yang sakinah,
mawaddah warohmah”.
Pak Muryadi hanyalah seorang petani kecil dan karena
penguasaan ilmu agamanya sedikit lebih baik diantara warga di lingkungannya
beliau juga sering didapuk untuk mewakili atas nama masyarakat bahkan memimpin
kegiatan keagamaan di wilayahnya.
Suatu hari di Bulan Oktober 2014, setelah pulang dari
bekerja di sawah dan selesai makan siang dilanjutkan dengan sholat dhuhur,
duduklah dia di kursi serambi kiri rumahnya untuk melepaskan lelah sambil
mendengarkan siaran radio Kucica FM yang dipancarkan dari Jalan Raya Tulakan
No. 345 Donorojo. Awalnya dia tidaklah begitu serius mendengarkan iklan yang
ada di radio tersebut, namun begitu ada iklan tentang Pelatihan Komputer dan
Internet gratis dari Perpusdes Kucica, pikirannya menjadi terusik dan ingin
mencari kejelasan berita tersebut.
Dengan tekad yang bulat Pak Muryadi datang ke Perpusdes
Kucica untuk mendaftarkan diri sebagai peserta pelatihan Komputer dan Internet,
juga tidak ketinggalan mendaftarkan Istri dan dua Anaknya sekaligus.
Seraya mengucap “Bismillahir
rahmanir rahim”, Pak Muryadi, Istri
dan Anaknya mengendarai sepeda motor Supra X tua keluaran tahun 2002 berangkat
mengikuti Pelatihan Komputer dan Internet di Perpusdes Kucica yang berjarak +
6 km dari rumahnya, bersama 26 orang lain yang juga ikut pelatihan.
Pada pelatihan tersebut diperkenalkan fisik komputer dan
bagian-bagiannya, mulai CPU (Central
Processing Unit), monitor, keyboard,
mouse, printer dan pengenalan huruf/abjad, angka, tanda maupun
fungsi-fungsi yang ada pada keyboard,
juga diperkenalkan sekilas tentang sejarah komputer dan proses yang terdapat di
komputer, dipraktekkanlah bagaimana cara menghidupkan komputer mulai dari
mencari tombol Power Supply,
menghidupkan komputer dan mematikan komputer yang benar. Selanjutnya
diterangkan juga bagaimana cara mengetik pada microsoft word, dikenalkan tentang jenis-jenis huruf, memperbesar
dan memperkecil huruf, memberi warna huruf, tebal, miring dan garis bawah
huruf, menentukan margin kanan, tengah, kiri dan rata kanan kiri, spasi,
menyimpan dan membuka kembali dokumen.
Pengalaman pertama begitu menyenangkan dan menggoda bagi
Pak Muryadi beserta keluarganya dan selanjutnya dengan tekun dan rajin mereka
selalu hadir mengikuti pelatihan komputer dan internet setiap minggunya, dengan
materi yang selalu bertambah dan bervariasi. Alhasil dalam tempo dua bulan Pak
Muryadi beserta Istri dan anak-anaknya sudah mahir dalam mengoperasikan
komputer dan berinternet/browsing.
Atas prestasi yang menonjol dibanding teman-teman seangkatannya, mulai saat itu
Pak Muryadi diajak bergabung untuk menjadi pembantu instruktur pelatihan
komputer dan internet di Perpusdes Kucica.
Hasrat yang menggelora disertai semangat yang tinggi
untuk lebih menguasai komputer dan internet terbersit di pikiran Pak Muryadi
untuk memiliki laptop atau komputer sendiri sehingga bisa dipakai di rumah,
keinginannya itu sementara waktu dipendamnya dalam hati, mengingat sebelumnya
Istrinya juga berkeinginan untuk mengenakan seuntai kalung dan gelang emas yang
menjadi idamannya, namun keinginan untuk mempunyai laptop atau komputer sendiri
selalu muncul manakala Pak Muryadi sudah berada di depan komputer Perpusdes
Kucica.
Di sore hari
sepulang dari pertemuan PKK RT, Ibu Muryadi menceriterakan apa yang telah
dilihatnya di pertemuan itu yaitu Ibu Kepala Desa (Petinggi) menerangkan dan
memberikan sambutan dengan menggunakan laptop, Ibu Muryadi kepengin juga
mempunyai laptop untuk dipakai di rumah maupun di pelatihan. “Pucuk dicinta
ulam tiba” pikir Pak Muryadi dalam hati. Pak Muryadi mengambil inisiatif
mengundang kedua anaknya untuk menyampaikan keinginan Ibunya yang berkeinginan
memiliki sebuah laptop, dan ternyata anak-anaknya juga setuju. “Alhamdulillahi rabbil alamin” ucap Pak
Muryadi diikuti Istri dan anak-anaknya secara serempak.
Pagi-pagi sekali dengan perasaan riang dan hati yang
berbunga-bunga Pak Muryadi menemuai Pak Ahmad Khafid – Sekretaris Desa
yang sekaligus Pengelola Perpusdes Kucica, mengutarakan keinginannya seraya
menyerahkan segepok uang ratusan ribu yang berjumlah Rp. 3.400.000,- untuk
membelikan sebuah laptop. Pak Ahmad
Khafid menyanggupi untuk belanja nanti sore sekitar jam 14.00 WIB, karena pagi
ini Pak Ahmad Khafid masih ada acara di Baitul
Mal Wattamwil (BMT) Harapan Bersama Kelet.
Tepat pada jam yang dijanjikan Pak Muryadi dan Pak Ahmad
Khafid menuju ke Toko Anavisia Computer di Jalan Wahid Hasyim Kota Jepara,
untuk membeli sebuah laptop maerk HP seri 1000 dengan harga Rp. 3.400.000,- dan
modem wifi eksternal beserta pulsanya
Rp. 250.000,-. Di tengah perjalanan pulang Pak Ahmad Khafid berkata “untuk
kekurangan uang Rp. 250.000,- Pak Muryadi tidak usah pikir, itu hadiah dari
saya”. Matur nuwun – terima kasih – jawab Pak Muryadi
Dengan keceriaannya Pak Muryadi pulang ke rumah dengan
menyandang tas berisi laptop, dicobanya laptop tersebut bersama Istri dan
Anak-anaknya secara bergantian, semua merasakan manfaatnya. “Ternyata benar dan
manfaat pilihan kita, sungguh Ibu telah berjiwa besar mau mengalah untuk
menunda memiliki kalung dan gelang emas”, berkata lirih Pak Muryadi kepada
Istrinya dan tersipu malu Ibu Muryadi dibuatnya.
Sehubungan dengan telah dikuasainya internet/browsing bagi Pak Muryadi dan Istrinya,
Ibu Muryadi merintis usaha sampingan memproduksi kripik pisang, kripik ketela
dan carang madu, dengan variasi bentuk, rasa serta kemasannya, sesuai ilmu /
pengetahuan yang diperolehnya melalui internet dan mempromosikannya juga
melalui internet/facebook, juga Pak Muryadi sekarang sudah sering menerima
undangan memberikan mauidzoh hasanah
/ pengajian di wilayahnya berkat seringnya membuka internet/browsing tentang dakwah dan pengajian.
Dan Alhamdulillah semua usahanya itu
memberikan tambahan penghasilan bagi keluarganya, yang rata-rata setiap
bulannya mencapai Rp.
400.000,- suatu hasil yang tak terpikirkan sebelumnya.
Sebagai wujud kesungguhan dan keseriusan dari Pak Muryadi
dan keluarganya, Perpusdes Kucica memasang jaringan wifi dengan antena reuter di rumahnya yang dipancarkan
langsung dari wifi Perpusdes Kucica yang jaraknya + 6 km secara gratis.
“Berkat Perpusdes Kucica dengan layanan internetnya, kita dapat memperbaiki
kualitas hidup kita ya bu”, kata Pak Muryadi dengan tegas sambil melirik
Istrinya yang tersenyum simpul.
Bukit Pandawa, Maret
2015
No comments:
Post a Comment