Tuesday, 26 May 2015

PerpuSeru dari Bukit Pandawa



PerpuSeru dari Bukit Pandawa



Sejauh mata memandang tampaklah hamparan sawah dengan tanaman padi yang mulai menguning dengan bulir padinya yang merunduk tanda berisi,  hal ini mengingatkan kita pada Pak Tani yang berharap menuai hasil panen padinya lebih baik.
Pada jalanan yang mulai menanjak dan berkelok-kelok bergantilah pemandangan di sekelilingnya, mulailah tampak pohon-pohon yang rindang dengan daun-daunnya yang rimbun menghijau, burung-burung kecil serta kupu-kupu beterbangan kian kemari dan sesekali hinggap di atasnya, menampakkan keceriaan dan semangat menjalani kehidupannya, hingga sampailah pada pedusunan kecil yang berada di sebuah bukit, yang masyarakat disitu menyebutnya dengan nama “Bukit Pandawa”.
Di bukit Pandawa itulah bermukim keluarga Pak Muryadi, seorang paruh baya yang lugu dan sangat sederhana. Pak Muryadi menjalani kehiudupan keluarganya bersama Seorang Istri – Ismulyati dan dua orang anaknya – Luthfi Hakim dan Ahmad Munif yang selalu guyub, rukun dan bersahaja, kata seorang ustadz istilahnya “keluarga yang sakinah, mawaddah warohmah”.   
Pak Muryadi hanyalah seorang petani kecil dan karena penguasaan ilmu agamanya sedikit lebih baik diantara warga di lingkungannya beliau juga sering didapuk untuk mewakili atas nama masyarakat bahkan memimpin kegiatan keagamaan di wilayahnya.
Suatu hari di Bulan Oktober 2014, setelah pulang dari bekerja di sawah dan selesai makan siang dilanjutkan dengan sholat dhuhur, duduklah dia di kursi serambi kiri rumahnya untuk melepaskan lelah sambil mendengarkan siaran radio Kucica FM yang dipancarkan dari Jalan Raya Tulakan No. 345 Donorojo. Awalnya dia tidaklah begitu serius mendengarkan iklan yang ada di radio tersebut, namun begitu ada iklan tentang Pelatihan Komputer dan Internet gratis dari Perpusdes Kucica, pikirannya menjadi terusik dan ingin mencari kejelasan berita tersebut.
Dengan tekad yang bulat Pak Muryadi datang ke Perpusdes Kucica untuk mendaftarkan diri sebagai peserta pelatihan Komputer dan Internet, juga tidak ketinggalan mendaftarkan Istri dan dua Anaknya sekaligus.
Seraya mengucap “Bismillahir rahmanir rahim”,  Pak Muryadi, Istri dan Anaknya mengendarai sepeda motor Supra X tua keluaran tahun 2002 berangkat mengikuti Pelatihan Komputer dan Internet di Perpusdes Kucica yang berjarak + 6 km dari rumahnya, bersama 26 orang lain yang juga ikut pelatihan.
Pada pelatihan tersebut diperkenalkan fisik komputer dan bagian-bagiannya, mulai CPU (Central Processing Unit), monitor, keyboard, mouse, printer dan pengenalan huruf/abjad, angka, tanda maupun fungsi-fungsi yang ada pada keyboard, juga diperkenalkan sekilas tentang sejarah komputer dan proses yang terdapat di komputer, dipraktekkanlah bagaimana cara menghidupkan komputer mulai dari mencari tombol Power Supply, menghidupkan komputer dan mematikan komputer yang benar. Selanjutnya diterangkan juga bagaimana cara mengetik pada microsoft word, dikenalkan tentang jenis-jenis huruf, memperbesar dan memperkecil huruf, memberi warna huruf, tebal, miring dan garis bawah huruf, menentukan margin kanan, tengah, kiri dan rata kanan kiri, spasi, menyimpan dan membuka kembali dokumen.
Pengalaman pertama begitu menyenangkan dan menggoda bagi Pak Muryadi beserta keluarganya dan selanjutnya dengan tekun dan rajin mereka selalu hadir mengikuti pelatihan komputer dan internet setiap minggunya, dengan materi yang selalu bertambah dan bervariasi. Alhasil dalam tempo dua bulan Pak Muryadi beserta Istri dan anak-anaknya sudah mahir dalam mengoperasikan komputer dan berinternet/browsing. Atas prestasi yang menonjol dibanding teman-teman seangkatannya, mulai saat itu Pak Muryadi diajak bergabung untuk menjadi pembantu instruktur pelatihan komputer dan internet di Perpusdes Kucica. 
Hasrat yang menggelora disertai semangat yang tinggi untuk lebih menguasai komputer dan internet terbersit di pikiran Pak Muryadi untuk memiliki laptop atau komputer sendiri sehingga bisa dipakai di rumah, keinginannya itu sementara waktu dipendamnya dalam hati, mengingat sebelumnya Istrinya juga berkeinginan untuk mengenakan seuntai kalung dan gelang emas yang menjadi idamannya, namun keinginan untuk mempunyai laptop atau komputer sendiri selalu muncul manakala Pak Muryadi sudah berada di depan komputer Perpusdes Kucica.
 Di sore hari sepulang dari pertemuan PKK RT, Ibu Muryadi menceriterakan apa yang telah dilihatnya di pertemuan itu yaitu Ibu Kepala Desa (Petinggi) menerangkan dan memberikan sambutan dengan menggunakan laptop, Ibu Muryadi kepengin juga mempunyai laptop untuk dipakai di rumah maupun di pelatihan. “Pucuk dicinta ulam tiba” pikir Pak Muryadi dalam hati. Pak Muryadi mengambil inisiatif mengundang kedua anaknya untuk menyampaikan keinginan Ibunya yang berkeinginan memiliki sebuah laptop, dan ternyata anak-anaknya juga setuju. “Alhamdulillahi rabbil alamin” ucap Pak Muryadi diikuti Istri dan anak-anaknya secara serempak.
Pagi-pagi sekali dengan perasaan riang dan hati yang berbunga-bunga  Pak Muryadi   menemuai Pak Ahmad Khafid – Sekretaris Desa yang sekaligus Pengelola Perpusdes Kucica, mengutarakan keinginannya seraya menyerahkan segepok uang ratusan ribu yang berjumlah Rp. 3.400.000,- untuk membelikan sebuah laptop.   Pak Ahmad Khafid menyanggupi untuk belanja nanti sore sekitar jam 14.00 WIB, karena pagi ini Pak Ahmad Khafid masih ada acara di Baitul Mal Wattamwil (BMT) Harapan Bersama Kelet.
Tepat pada jam yang dijanjikan Pak Muryadi dan Pak Ahmad Khafid menuju ke Toko Anavisia Computer di Jalan Wahid Hasyim Kota Jepara, untuk membeli sebuah laptop maerk HP seri 1000 dengan harga Rp. 3.400.000,- dan modem wifi eksternal beserta pulsanya Rp. 250.000,-. Di tengah perjalanan pulang Pak Ahmad Khafid berkata “untuk kekurangan uang Rp. 250.000,- Pak Muryadi tidak usah pikir, itu hadiah dari saya”. Matur nuwun – terima kasih – jawab Pak Muryadi
Dengan keceriaannya Pak Muryadi pulang ke rumah dengan menyandang tas berisi laptop, dicobanya laptop tersebut bersama Istri dan Anak-anaknya secara bergantian, semua merasakan manfaatnya. “Ternyata benar dan manfaat pilihan kita, sungguh Ibu telah berjiwa besar mau mengalah untuk menunda memiliki kalung dan gelang emas”, berkata lirih Pak Muryadi kepada Istrinya dan tersipu malu Ibu Muryadi dibuatnya.
Sehubungan dengan telah dikuasainya internet/browsing bagi Pak Muryadi dan Istrinya, Ibu Muryadi merintis usaha sampingan memproduksi kripik pisang, kripik ketela dan carang madu, dengan variasi bentuk, rasa serta kemasannya, sesuai ilmu / pengetahuan yang diperolehnya melalui internet dan mempromosikannya juga melalui internet/facebook, juga Pak Muryadi sekarang sudah sering menerima undangan memberikan mauidzoh hasanah / pengajian di wilayahnya berkat seringnya membuka internet/browsing tentang dakwah dan pengajian. Dan Alhamdulillah semua usahanya itu memberikan tambahan penghasilan bagi keluarganya, yang rata-rata setiap bulannya mencapai             Rp. 400.000,- suatu hasil yang tak terpikirkan sebelumnya.
Sebagai wujud kesungguhan dan keseriusan dari Pak Muryadi dan keluarganya, Perpusdes Kucica memasang jaringan wifi dengan antena reuter di rumahnya yang dipancarkan langsung dari wifi Perpusdes Kucica yang jaraknya + 6 km secara gratis. “Berkat Perpusdes Kucica dengan layanan internetnya, kita dapat memperbaiki kualitas hidup kita ya bu”, kata Pak Muryadi dengan tegas sambil melirik Istrinya yang tersenyum simpul.

Bukit Pandawa, Maret 2015 

No comments:

Post a Comment